Selasa, 27 Desember 2011

teori pemimpin kharismati


KEPEMIMPINAN KARISMATIK
Pemimpin Karismatik
Karismatik dalam bahasa Yunani berarti ”karunia diinspirasi ilahi”, seperti
kemampuan untuk melakukan mukjizat atau memprediksi peristiwa-peristiwa dimasa mendatang. Karisma merupakan sebuah fenomena sementara bila iatergantung kepada identifikasi pribadi dengan seorang pemimpin individual yangdirasakan sebagai yang luar biasa.
Dalam teori kepemimpinan karismatik dari House; diuraikan bahwapemimpinan karismatik dapat diidentifikasi dari bagaimana berperilaku, bagaimanamereka berbeda dengan orang lain, serta dalam kondisi yang bagaimana merekamemperoleh banyak kemungkinan untuk berkembang.
Teori atribusi tentang kepemimpinan karismatik oleh Conger dan Kanungo;diasumsikan bahwa karisma adalah sebuah fenomena atribusi. Atribusi karismaoleh pengikut tergantung kepada beberapa aspek perilaku pemimpin. Karismalebih besar kemungkinannya akan diatribusikan kepada para pemimpin yangmembela sebuah visi yang sangat tidak sesuai dengan status quo, namun masihtetap berada dalam ruang gerak yang dapat diterima oleh para pengikut.
Seorang Pemimpin Karismatik
Rasa ketidak puasan dengan status quo adalah energi dalam diri pemimpinkarismatik yang tidak mau diam, selalu gelisa. Pemimpin seperti itu tampaknyaselamanya merasa tidak puas dan selalu mencari kesempatan baru. Mereka jugatidak sabar – mereka ingin segala hal merubah dan hari ini juga. ”Saya tidak perluberfikir terlalu lama sebelum saya membuat keputusan”, kalau saya melihatkebutuhan untuk bertindak, saya bertindak,” Mc.Girli sering memberi komentar.
Seorang manajer karismatik inpulsif mengenai perubahan. Dia selalumencari kesempatan baru dan bahkan cara baru untuk melakukan banyak halkelihatannya dia terus menerus mencari tantangan yang lebih besar. Inilahmentalitas seorang pemimpin karismatik. Sebagai akibatnya, banyak hal terjad

cepat. Ketidak sabaran dijabarkan menjadi tindakan, ketidak sabaran dengan
status quo.Keunggulan karismatikketidaksabaran dengan status quo juga bisa
menjadi beban. Dalam keinginannya untuk mendatangkan perubahan, orang
karismatik sering membuat kesal bagi yang mewakili status quo.
Kualitas karismatik lainnya yang berkaitan dengan rasa oportunisme, adalahkemampuan untuk mengatasi kekurangan dan memotivasi perubahan melaluiwawasan strategis. Segi negatifnya adalah tidak toleran yang total kepada segalahal yang tidak sesuai dengan wawasannya. Semakin banyak anda membuat oranglain berfokus, akan semakin sukses anda.
Kualitas selanjutnya adalah pemimpin karismatik menggunakan pendekatanyang tidak bersifat konvensional. Dia bukan hanya memperkenalkan cara baruuntuk melihat masa depan yang lebih berorientasi pasar tetapi juga cara baruuntuk berperilaku dan mendekati masalah. Sifat tidak konpensional ini merupakanciri khas pemimpin karismatik. Keunggulannya adalah bahwa tradisi, norma-norma,dan nilai yang menghalangi jalan perubahan yang diperlukan itantang dandisingkirkan. Tetapi pembela tradisi ini akan merasa terancam. Mengusahakanperubahan dan keadaan tidak konpensional demi hal itu sendiri dan bukannyademi tujuan yang menguntungkan. Tindakan yang diambil atas nama perubahanoleh orang karismatik kadang-kasang seperti gelombang pasang yang melandasegala-galanya yang menghalanginya mengubah apa yang buruk maupun yangbaik.
Kekuasaan seorang karismatik bukan hanyak membuat banyak hal terjadi,tetapi dia juga menarik pengikut yang setia dan semakin banyak menarik perhatiankepada dirinya sendiri. Sementara pemimpin memperoleh pengaruh yang lebihbesar dan mulai manantang manajemen senior dan sesamanya. Pemimpinkarismatik, terutama yang berada dalam organisasi yang bukan ciptaannya sendiri,bertindak seperti magnek menarik bawahannya dan kadang-kadang menolak
e Kepribadian Karismatik ?
Orang Amerika mungkin akan memandang Adolf Hitler sebagai orangkarismatik sementara demikian pula orang Jerman akan melihat Roosevelt denganpandangan yang sama. Artinya bahwa pandangan pemimpin karismatik seseorangtidak harus pemimpin karismatik yang sama bagi orang lainnya.
Penelitian sejarah atas para pemimpin politik besar abak ke-20 seperti
Castro, Hitler dan Kennedy dengan harapan bisa mnemukan ”kepribadian
karismatik” universal. Tetapi harapan ini segera pudar setelah pencarian akan
kualitas yang mumum bagi semua pemimpin ini membuahkan hasil yang tidakpasti. Sebaliknya, para peneliti menemukan variasi yang begitu besar sehinggasatu kepribadian karismatik tunggal rupanya sangat mustahil.
Jadi bukanlah satu tipe kepribadian tunggal melaingkan sesuatu yang lebihrumit. Ada daya lainnya yang ikut bermain, dan tidak semuanya melibatkanpemimpin itu sendiri. Sebaliknya ini berkaitan eret yang dengan proses yang kitasebut pemberian atribut (Teori Atribusi).
Bagaimana Memberikan Atribut Karisma Kepada Orang Lain
Setelah konsep kepribadian karismatik terbukti menemui jalan buntu,perhatian beralih kepada perilaku yang mungkin menciptakan persepsi karisma danbukannya ciri khas kepribadian yang spesifik.
Teori pemberian atribut punya dua implikasi penting bagi pengertian kitatentang pemimpin karismatik.Pertama kita harus menemukan perilaku manayang menuju persepsi karisma yang dibagi bersama dalam masyarakat. Ini adalahtugas yang dipikul oleh para ahli ilmu sosial selama beberapa puluh tahun terakhir.
Kedua kita harus menyadari bahwa kita menafsirkan perilaku sesuai dengan
pengalaman atau situasi pribadi kita, apa yang mungkin pandang satu oran
ebagai wawasan strategis, misalnya, tidak dipandang demikian oleh oranglainnya.
Setiap dimensi perilaku karismatik apakah itu wawasan strategis, sifattidak konpensional, atau sesuatu lainnya harus bermakna dalam konteks didisekitarnya.
5
Dimensi Perilaku Karisma
Tahap Satu; pemimpin harus menaksir situasi sekarang dalam pengertian
kesempatan strategis, kekangan, sumber daya, dan kebutuhan organisasi.
Tahap Dua; pemimpin dmenetapkan tentang komunikasi dan penafsiran
tujuan ini dengan cara yang bermakna, setelah diberi sasaran ortganisasi. Dia
ungkin menggunakan berbagai sarana, termasuk bicara di muka umum,pembicaraan satu lawan satu, dokumen strategi perusahaan, laporan tahunan,memo, dan sebagainya. Dia mungkin mengkomunikasikan tujuan dengan bujukanatau dengan perintah langsung. Walau demikian, akhirnya cara dia menguraikantujuannya akan mempengaruhi motivasi organisasi untuk melaksanankannya.
Tahap Tiga dan Empat; pemimpin membina komitmen dan kepercayaan
dalam dirinya dan tujuannya serta memperlihatkan bagaimana tujuan ini bisadicapai oleh organisasi. Dia mungkin memberikan contoh perilaku dan sikap yangdiperlukan untuk mencapai sukses, merancang taktik yang spesifik, danmenciptakan satu sistem nilai dan peraturan keputusan yang bisa diikuti olehanggota organsasi seperti model apa saja
Bagaimana Cara Kita Membedakan Pemimpin Karismatik
Dengan Mengikuti Empat Dimensi Berikut :
Tahap Satu: Merasakan Kesempatan dan Merumuskan Wawasan
Penelitian menyatakan bahwa pemimpin karismatik memiliki dua keahlianyang memberikan ciri khas, yang kalau dipadukan sering memisahkan mereka daripemimpin lainnya.
Pertama adalah kepekaan terhadap kebutuhan pengikut mereka. Kedua
adalah kemampuan kemampuan yang luar biasa untuk melihat cacat situasi yangada, disamping kesempatan yang belum dimamfaatkan. Contoh pemimpinkarismatik dalam hal ini adalah Mahatma Gandhi secara tajam merasakankebutuhan rakyat India untuk memutus hubungan dengan Inggeris; dia merasakan
bahwa pemerintahan Inggeris gagal mencapai rasa kemerdekaan yang
didambakan.
Tahap Kedua: Mengutarakan Wawasan
Pemimpin karismatik cenderung berbeda dengan lainnya karena tujuanmereka dan cara yang mereka gunakan untuk mengkomunikasikannya. Biasanyaciri khas mereka adalah memiliki rasa wawasan strategis yang besar sekali. Padaumumnya tujuan mereka cenderung diidealkan dan menantang status quo.Dengan menyajikan tujuan utopis kepada pengikut pemimpin memberikan rasatantangan dan motivasi besar untuk perubahan.
Dalam kasus manapun juga,seorang pemimpin lebih mungkin dipandangkarismatik kalau wawasannya mengambil kualitas tertentu. Makin diidealkan tujuanpemimpin, semakin besar kemungkinan pemimpin ini akan dipandang karismatik.Semakin menantang situasi sekarang tujuan pemimpin, semakin besarkemungkinan karyawan akan memandang wawasannya sebagai sesuatu yang luarbiasa. Pemberian atribut luar biasa merupakan unsur yang sangat penting dalampersepsi karisma.
Dalam mengutarakan tujuan mereka, pemimpin karismatik juga mungkin
berbeda dengan lain-lainnya dalam dua dimensi penting.
Pertama adalah cara yang digunakan untuk menguraikan wawasan. Orang
karismatik memulai dengan menguraikan situasi yang sedang berlangsung sebagai
hal yang tidak bisa diterima. Mereka berusaha menciptakan ketidakpuasan.
”Tidak ada yang bisa terjadi sebelum kebutuhan akan perubahan dijabarkan
menjadi kesadaran yang sesungguhnya tentang kebutuhan itu. Kita sering harusmemaksakan kesadaran tersebut. Yang pertama sekali, kita harus membuat oran
merasa tidak senang. Banyak sekali hal aneh yang terjadi dalam kepala orang yang
mengalihkan perhatian mereka dari ’apa yang merupakan’ realita. Kita harus
membuat orang melihat ’apa yang ada’, untuk melihat realita, untuk melihatbahwa mereka tidak memberikan sumbangan dengan kemampuan yang terbaik,dan untuk melihat bahwa produk bermutu rendah. Kita harus memaparkan apapunrealita yang ada. Kemungkinan kita harus membuat mereka menerima wawasan
kita”
7
Kedua adalah melibatkan bagaimana cara orang yang karismatik
mengkomunikasikan motivasinya sendiri untuk memimpin. Dalam retorika mereka,mungkin mereka memilih kata-kata untuk mengcerminkan kepercayaan diri,keyakinan keahlian, pengabdian kepada perjuangan, dan perhatian kepadakebutuhan pengikut.
Tahap Ketiga: Membina Kepercayaan Dalam Wawasan
Supaya bisa efektif sebagai pemimpin, kerap kali penting agar bawahanmenginginkan tujuan yang diusulkan pemimpin, komitmen dengan paksanaan atauperintah tidak mungkin memberikan cukup banyak energi motivasional untuk

ilmu kalam


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang masalah
Sesungguhnya setelah Nabi Muhammad SAW meninggal umat Islam saling berselisih dalam segala hal, mereka saling sesat menyesatkan, saling menyalahkan, sehingga mereka pun pecah beralir-aliran dan berkelompok-kelompok, padahal islam itu sebenarnya menyatukan mereka dalam persatuan dan kesatuan.
Sejarah meriwayatkan bahwa Abu Bakar lah yang disetujui oleh masyarakat islam di waktu itu menjadi pengganti atau khalifah Nabi dalam mengepalai negara mereka. Kemudian Abu Bakar digantikan oleh ‘Umar Bin Khattab dan ‘Umar oleh ‘Usman bin Affan.
Kemudian setelah itu terjadilah gejolak politik sampai akhirnya Ali bin Abi Thalib meninggal, kemudian timbullah persoalan Teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang tetap Islam. Setelah itu timbullah tiga aliran besar Teologi yaitu Khawarij, Murji’ah, Mu’tazillah. Tetapi saat ini penulis hanya akan membahas aliran Murjiah saja

B.Rumusan masalah
·         Yang meneyebabkan lahirnya aliran murji’ah
·         Pembagian kelompok murji’ah
·         Doktrin-doktrin ajaran murji’ah











BAB II
PEMBAHASAN
kata Murji’ah berasal dari kata arja’a yang berarti orang yang menangguhkan, mengakhirkan dan memberikan pengaharapan. Menangguhkan berarti bahwa mereka menunda soal siksaan seseorang di tangan Tuhan, yakni jika Tuhan mau memaafkan ia akan langsung masuk surga, sedangkan jika tidak, maka ia akan disiksa sesuai dengan dosanya, setelah ia akan dimasukkan ke dalam surga. Dan mengakhirkan dimaksudkan karena mereka memandang bahwa perbuatan atau amal sebagai hal yang nomor dua bukan yang pertama. Selanjutnya kata menangguhkan, dimaksudkan karena mereka menangguhkan keputusan hukum bagi orang-orang yang melakukan dosa di hadapan Tuhan.

A.  Awal Kemunculan Kelompok Murjia’h
                          Asal usul kemunculan kelompokMurji’ah dapat dibagi menjadi 2 sebab :
                    1.Permasalahan politik
Ketika terjadi pertikaian antara Ali dan Mu’awiyah, dilakukanlah tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki tangan Mu’awiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi 2 kubu, yang pro dan kontra. Kelompok kontra akhirnya keluar dari Ali yakni Khawarij. Mereka memandang bahwatahkim bertentangan dengan Al-Qur’an, dengan pengertian, tidak ber-tahkim dengan hukum Allah. Oleh karena itu mereka berpendapat bahwa melakukan tahkim adalah dosa besar, dan pelakunya dapat dihukumi kafir, sama seperti perbuata dosa besar yang lain
Seperti yang telah disebutkan di atas Kaum khawarij, pada mulanya adalah penyokong Ali bin Abi thalib tetapi kemudian berbalik menjadi musuhnya. Karena ada perlawanan ini, pendukung-pendukung yang tetap setia pada Ali bin Abi Thalib bertambah keras dan kuat membelanya dan akhirnya mereka merupakan golongan lain dalam islam yang dikenal dengan nama Syi’ah.
Melakukan tahkim adalah dosa besar, dan pelakunya dapat dihukumi kafir, sama seperti perbuata dosa besar yang lain Seperti yang telah disebutkan di atas Kaum khawarij, pada mulanya adalah penyokong Ali bin Abi thalib tetapi kemudian berbalik menjadi musuhnya. Karena ada perlawanan ini, pendukung-pendukung yang tetap setia pada Ali bin Abi Thalib bertambah keras dan kuat membelanya dan akhirnya mereka merupakan golongan lain dalam islam yang dikenal dengan nama Syi’ah
       2. Permasalahan Ke-Tuhanan
Dari permasalahan politik, kaum Mur’jiah pindah kepada permasalahan ketuhanan (teologi) yaitu persoalan dosa besar yang ditimbulkan kaum khawarij, mau tidak mau menjadi perhatian dan pembahasan pula bagi mereka. Kalau kaum Khawarij menjatuhkan hukum kafir bagi orang yang membuat dosa besar, kaumMurji’ah menjatuhkan hukum mukmin
 Pendapat penjatuhan hukum kafir pada orang yang melakukan dosa besar oleh kaum Khawarij ditentang sekelompok sahabat yang kemudian disebut Mur’jiah yang mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah dia akan mengampuninya atau tidak
AliranMurji’ah menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwatahkim itu di hadapan Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar masih di anggap mukmindi hadapan mereka. Orang mukmin yang melakukan dosar besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap mengucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu, orang tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir.
Disamping itu ada juga pendapat yang mengatakan bahwa namaMurji’ah yang diberikan pada golongan ini, bukan karena mereka menundakan penentuan hukum terhadap orang islam yang berdosa besar kepada Allah di hari perhitungan kelak dan bukan pula karena mereka memandang perbuatan mengambil tempat kedua dari iman, tetapi karena mereka memberi pengaharapan bagi orang yang berdosa besar untuk masuk surga
B. Pembagian KelompokMurji’ah
Pada umunmnya kaum Murji’ah di golongkan menjadi dua golongan
besar, yaitu Golongan Moderat dan golongan Ekstrim.


1. Golongan Moderat
Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka. Tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh karena itu golongan ini meyakini bahwa orang tersebut  tidak akan masuk neraka selamanya.
Golongan Murji’ah yang moderat ini termasuk Al-Hasan Ibn Muhammad Ibn ’Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli Hadits. Menurut golongan ini, bahwa orang islam yang berdosa besar masih tetap mukmin. Dalam hubungan ini Abu Hanifah memberikan definisi iman sebagai berikut: iman adalah pengetahuan dan pengakuan adanya Tuhan, Rasul-rasul-Nya dan tentang segala yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan tidak dalam perincian iman tidak mempunyai sifat bertambah dan berkurang, tidak ada perbedaan manusia dalam hal iman.
Dengan gambaran serupa itu, maka iman semua orang islam di anggap sama, tidak ada perbedaan antara iman orang islam yang berdosa besar dan iman orang islam yang patuh menjalankan perintah-perinyah Allah. Jalan pikiran yang dikemukakan oleh Abu Hanifah itu dapat membawa kesimpulan bahwa perbuatan kurang penting dibandingkan dengan iman16.
2. Golongan Murji’ah Ekstrim
Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ekstrim adalah Al-Jahmiyah, Ash-Shalihiyah, Al-Yunusiyah, Al-Ubaidiyah dan Al-Hasaniyah. Pandangan tiap kelompok ini dapat dijelaskan sebagi berikut:
   1. Kelompok Al-Jahmiyah
      Adapun golongan Murji’ah ekstrim adalah Jaham bin Safwan dan pengikutnya disebut al-Jahmiah. Golongan ini berpendapat bahwa orang Islam yang percaya pada Tuhan, kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan, tidaklah menjadi kafir, karena kafir dan iman tempatnya bukan dalam bagian tubuh manusia tetapi dalam hati sanubari. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa orang yang telah menyatakan iman, meskipun menyembah berhala, melaksanakan ajaran-ajaran agama Yahudi degan menyembah berhala atau Kristen degan menyembah salib, menyatakan percaya pada trinitas, kemudian mati, tidaklah menjadi kafir, melainkan tetap mukmin dalam pandangan Allah. Dan orang yang demikian bagi Allah merupakan mukmin yang sempurna imannya.
2. Kelompok Ash-Shalihiyah
      Bagi kelompok pengikut Abu Al-Hasan Al-Salihi iman adalah megetahui Tuhan danKufr adalah tidak tahu pada Tuhan. Dalam pengertian bahwa mereka sembahyang tidaklah ibadah kepada Allah, karena yang disebut ibadat adalah iman kepadanya, dalam arti mengetahui Tuhan.Begitu pula zakat, puasa dan haji bukanlah ibadah melainkan sekedar mengamabrkan kepatuhan
3. Kelompok Al-Yunusiyah dan Kelompok Al-Ubaidiyah
      Melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan- perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini, Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat banyak atau sedikit, tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik (politheist).
Kaum Yunusiyah yaitu pengikut- pengikut Yunus ibnu ’Aun an Numairi berpendapat bahwa ”iman” itu adalah mengenai Alla, dan menundukkan diri padanya dan mencintainya sepenuh hati. Apabila sifat-sifat tersebut sudah terkumpul pada diri seseorang, maka dia adalah mukmin. Adapun sifat-sifat lainnya, seperti ”taat” misalnya, bukanlah termasuk iman, dan orang yang meninggalkan bukanlah iman, dan orang yang meninggalkan ketaatan tidak akan disiksa karenanya, asalkan saja imannya itu benar-benar murni dan keyakinannya itu betul- betul benar
4. Kelompok Al-Hasaniyah
       Kelompok ini mengatakan bahwa, ”saya tahu tuhan melarang makan
babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing
ini,” maka orang tersebut tetap mukmin bukan kafir. Begitu pula orang yang
mengatakan ”saya tahu Tuhan mewajibkan naik haji ke Ka’bah, tetapi saya tidak
tahu apakah Ka’bah di India atau di tempat lain”, orang yang demikian juga tetap
mukmin.



C. Doktrin Pemikiran Kelompok Mur’jiah

1.Mereka berpendapat, iman hanya sebatas penetapan dengan lisan, atau sebatas               pembenaran  dengan hati, atau hanya penetapan dan pembenaran.
2.Mereka berpendapat, iman tidak bertambah dan tidak berkurang, tidak terbagi-bagi, orang yang beriman tidak bertingkat-tingkat, dan iman semua orang adalah sama.
3.Mereka mengharamkan istitsn` (mengucapkan ‘saya beriman insya Allah’) di dalam iman.
4. Mereka berpendapat, orang yang meninggalkan kewajiban dan melakukan perbuatanharam (dosa dan maksiat) tidak berkurang imannya dan tidak merubahnya.
5.Mereka membatasi kekufuran hanya pada pendustaan dengan hati.























BAB III
KESIMPULAN
Kemunculan aliran Murji’ah dalam sejarah perkembangan ilmu teologi dalam islam, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan politik pada masa itu, yang dimulai dari pertentangan Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah. Aliran Murji’ah merupakan aliran yang berusaha bersikap netral atau nonblok dalam proses pertentangan yang terjadi antara kaum Khawarij dengan kaum Syi’ah yang telah masuk pada permasalahan kafir mengkafirkan.
Dan dalam perkembangannya Murji’ah ikut memberikan tanggapan dalam permasalahan ketentuan Tuhan dalam menetapkan seseorang telah keluar Islam atau masih mukmin. Tipe pemikiran yang dikembangkan oleh kaum Murji’ah adalah bahwa penentuan seseorang telah keluar dari Islam tidak bisa ditentukan oleh manusia tapi di tangguhkan sampai nanti di akhirat. Pembagian golongan Murji’ah dapat dibagi ke dalam dua golongan besar yaitu, golongan Murji’ah moderat dan golongan Murji’ah ekstrem












REFERENSI
Abuddin Nata.Ilmu Kalam, Filsafat dan Tassawuf, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.
Nasution, Harun. 1986.Teologi Islam: Aliran- Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta: UI-Pres
Prof.Dr.Abdul Rozak,M.Ag.dan Prof.Dr.Rosihon Anwar,M.Ag,Ilmu kalam,CV Pustaka Setia,Bandung,2001
Drs. Adeng MuchtarGhazali, M.Ag. Perkembangan IlmuKalam,CV Pustaka Setia, Bandung, 2003
Drs. Hj. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia, Bandung,2009


















MURJI’AH TOKOH, SEJARAH, SERTA AJARANNYA
kata Murji’ah berasal dari kata arja’a yang berarti orang yang menangguhkan, mengakhirkan dan memberikan pengaharapan. Menangguhkan berarti bahwa mereka menunda soal siksaan seseorang di tangan Tuhan, yakni jika Tuhan mau memaafkan ia akan langsung masuk surga, sedangkan jika tidak, maka ia akan disiksa sesuai dengan dosanya, setelah ia akan dimasukkan ke dalam surga
A. Awal Kemunculan Kelompok Murjia’h
    Asal usul kemunculan kelompokMurji’ah dapat dibagi menjadi 2 sebab
1. Permasalahan Politik
2. Permasalahan Ke-Tuhanan
B. Pembagian KelompokMurji’ah
Pada umunmnya kaum Murji’ah di golongkan menjadi dua golongan
besar, yaitu Golongan Moderat dan golongan Ekstrim.
1. Golongan Moderat
2. Golongan Murji’ah Ekstrim

C. Doktrin Pemikiran Kelompok Mur’jiah
1.Mereka berpendapat, iman hanya sebatas penetapan dengan lisan, atau sebatas               pembenaran  dengan hati, atau hanya penetapan dan pembenaran.
2.Mereka berpendapat, iman tidak bertambah dan tidak berkurang, tidak terbagi-bagi, orang yang beriman tidak bertingkat-tingkat, dan iman semua orang adalah sama.
3.Mereka mengharamkan istitsn` (mengucapkan ‘saya beriman insya Allah’) di dalam iman.
4.Mereka berpendapat, orang yang meninggalkan kewajiban dan melakukan perbuatan  haram (dosa dan maksiat) tidak berkurang imannya dan tidak merubahnya.
5.Mereka membatasi kekufuran hanya pada pendustaan dengan hati.




MAKALAH ILMU KALAM
ALIRAN MURJI’AH
Dosen pembimbing:
Drs.Constantin,MAg


Disusun oleh:
Ami Nurrahmah
Asmaul Husna
Arista
Ali Hakam

JURUSAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI